Kamis, 19 Juni 2014

mama gelar

PESANTREN GELAR Cibeber 43262
CIANJUR JAWA BARAT

KATA PENGANTAR


بسم الله الرحمن الرحيم

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Alloh Subhanahu Wata'ala, yang telah memberikan kepada kita kesempurnaan berupa aqal sehat, badan yang sehat, Jasmani dan rohani yang sehat, berkat ridho dan pertolongan Alloh Subhanahu Wata'ala kami penulis (Keluarga Besar Pesantren Gelar) Alhamdulillah dapat menghasilkan penulisan atas lembaran-lembaran tentang sejarah singkat “PANGERSA MAMA GELAR”, yang telah tercatat dan tersusun, namun masih sangat jauh dari kesempurnaan dan masih kurang lengkap, maka dari itu penulis memohon kepada pembaca untuk menambahkan kelengkapannya, khususnya kepada keluarga, murid-murid dan para santrinya yang mengetahui tentang sejarah PANGERSA MAMA GELAR untuk melestarikan kepada anak cucunya maupun para pencintanya.
Adapun ditulisnya sejarah singkat ini selain untuk mengenal dan mengetahui tentang kehidupan PANGERSA MAMA GELAR, juga untuk mempelajari dan mengikuti jejak (tapak lacaknya beliau) demi untuk mengembalikan kesadaran kita tentang nilai-nilai yang diajarkan PANGERSA MAMA GELAR untuk diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, atas kemurahan rahmat Alloh Subhanahu Wata'ala dan hidayahnya, semoga setelah memahami sejarah ini, akan semakin memperpadat ruang lingkup keimanan, ketaqwaan dan kecintaan kita terhadap para ulama, khususnya kepada PANGERSA MAMA GELAR berserta sanak keluarga, dan kerabatnya.
Dan semoga pula jejak para ulama sebagai kekasih Alloh Subhanahu Wata'ala , khususnya PANGERSA MAMA GELAR yang tertulis ringkas dan terpapar di dalam sejarah singkat ini, menjadi suri tauladan bagi keluarga, kerabat, para murid dan santrinya sebagai penuntun, umumnya kaum muslimin dan muslimat, dalam sebuah perjalanan menuju cita-cita yang mulia (Jannatun Naim) guna menjadi manusia yang tangguh sebagai “insanan kamilan” yang memegang teguh, menjaga serta memelihara kemurnian agama Islam yang rohmatan lil alamin, hingga hari yang telah dijanjikan Alloh Subhanahu Wata'ala (yaitu hari kiamat) seperti pepatah mengatakan,“Tak kenal maka tak sayang”, bagaimana PANGERSA MAMA GELAR mau sayang kalau kita tidak mengenalnya dan “Orang-orang yang bijak adalah orang yang tidak melupakan sejarah nenek moyangnya (sesepuhnya).

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Alloh Subhanahu Wata'ala , (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup (100), tetapi kamu tidak menyadarinya”. (QS. Al-Baqarah : 154).

والله اعلم باصواب

Penulis,
SAMBUTAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Alhamdulillah Wassyukru Ala ni'amillah, kami atas nama Keluarga Besar Pondok Pesantren Gelar mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas tertulisnya buku sejarah ringkas ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi MUHAMMAD Sholallohu Alaihi Wasallam yang diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia serta merobohkan benteng-benteng kejahiliahan untuk kemudian dibimbing menuju kejalan kebenaran nan terang benderang.
Melihat situasi sekarang ini, santri bertindak sebagai satu-satunya komunitas pemuda yang didamba-dambakan menjadi pemimpin masyarakat atau kyai, ini memperlihatkan kecenderungan yang semakin lama semakin terjadi degradasi di segala bidang, mulai dari moralitas, kualitas dan kuantitasnya.
Untuk itu semoga sejarah ringkas PANGERSA MAMA GELAR ini sebagai tolak ukur dan pelajaran bagi semua orang khususnya keluarga beserta sanak kerabat dan para murid-muridnya. Maka dari itu kami akan menyampaikan beberapa pesan-pesan yang disampaikan PANGERSA MAMA GELAR :

عليك بطريق الهد ۞ ولايضرك قله الساكين
وهياك وطرق الردى ۞ ولا تغتر بكثر الهاكين

“Tetaplah pada jalan, petunjuk, tidak apa-apa yang menjalani sedikit.”
Jauhilah jalan yang menyeleweng, jangan mudah tergiur,. Karena banyak orang yang sesat”.

فتابع الصالح فمن سلف ۞ وجانب البدعة فمن حلفا

“Ikutilah barang yang baik dari ulama salaf, jauhilah pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan pemimpin modern”.

وَدَوَامُ اْلقُرْاَنِ طَرْفِي يُّوْمِكَ ۞ وَوَرَدَا اِذِ اْلعُلُوْمُ مِنْهُ تَنْتَهِى

“Tetap selalu membaca Al-Qur’an pada ujung harimu (pagi sore) Jadikan wiridan baca Al-Qur’an itu, sebab dari situlah sumber ilmu”.
Maka sebagai sikap yang arif dalam menyikapi isi tulisan ini semoga kita dapat melakukan muhasabah atas mawas diri
“TAK ADA GADING YANG TAK RETAK MARILAH KITA MAWAS DIRI”
Akhirnya kita juga harus selalu muhasabah atas perlakuan kita tehadap perjuangan PANGERSA MAMA GELAR yang sangat kita cintai ini, apakah sudah sesuai apa yang diajarkan oleh PANGERSA MAMA GELAR dan para sesepuh Gelar.

وَالله الموَافق الى اقوَام الطريق وَالسلام عليكم وَرحْمة الله وبركاته

(Keluarga Besar MAMA GELAR)


SEJARAH SINGKAT
PONDOK PESANTREN GELAR DAN MAMA GELAR
SEJARAH PESANTREN GELAR

Pondok pesantren GELAR berdiri pada tahun 1932 M / H oleh Pengersa MAMA KH. AHMAD SYUBANI bin HUSNEN (Mama Gelar Pertama) beliau dari Kadu Pandak, Cianjur Selatan, latar belakang pendidikan beliau, selain di pendidikan formal juga beliau mondok di beberapa pesantren diantaranya, beliau mondok di pesantren Gentur, yang terletak di desa Gentur Warung Kondang yang pada waktu dipimpin dan diasuh oleh PANGERSA MAMA KH. AHMAD SATIBI (PANGERSA MAMA GENTUR) abahnya Aang Nuh Mama Gentur, dan di pondok Pesantren Cibitung Bandung yang dipimpin dan diasuh oleh KH. Ilyas (MAMA Cibitung). Setelah selesai mondok di beberapa pesantren beliau menjalani sunah Rasul menikah dengan HJ. Aisyah Putri pertama dari MAMA KH. Ibrahim pimpinan dan pengasuh pondok pesantren Peuteuy Condong, yang terletak di desa Peteuy Condong, dari pernikahannya beliau dikaruniai anak 6 putra-putri, 3. laki-laki dan 3 perempuan, beliau pulang ke rahmatullah pada hari Ahad jam 17.30 WIB pada tanggal 8 Romadhon 1395 H / 14 September 1975 M.

MAMA GELAR
Selanjutnya pondok pesantren GELAR dilanjutkan oleh putra pertamanya yang bernama KH. Zein Abdossomad (PANGERSA MAMA GELAR) MAMA GELAR lahir di Peteuy Condong Lebak, latar belakang pendidikan pengersa MAMA GELAR, selain dari ayahnya beliau juga aktif mondok di beberapa pesantren di Jawa Barat, dikatakan bahwa beliau mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, sehingga dalam masantrennya beliau tidak membutuhkan waktu yang lama seperti yang lainnya.
Setelah selesai mondok di beberapa pesantren formal maupun informal Jawa Barat, pada usia 18 tahun pengersa MAMA GELAR melanjutkan studinya menimba ilmu di Timur Tengah selama 4 tahun dari seorang ulama besar yang bernama Al-Alim Al-Alamah Assayyid Al Habib Alwi Ibnu Al-Maliki Makkah Saudi Arabia, setelah beliau menyelesaikan belajarnya beliau pulang ke tanah kelahirannya di Indonesia, setelah sampai ke Pesantren Gelar beberapa saat kemudian beliau langsung mondok atau Masantren ke Pesantren Gentur, karena beliau sangat cerdas dan punya kelebihan dari orang lain, setelah Abuya Gentur meliatnya, Abuya Gentur menikahkan PANGERSA MAMA GELAR dengan putrinya, PANGERSA MAMA GELAR akan melaksanakan ziarah ke tanah suci, isteri PANGERSA Mama Gelar di panggil sang maha kuasa meninggal dunia. Setelah kemudian PANGERSA Mama melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu haji ke tanah suci Baitullah. Pada saat di perjalanan di tengah-tengah laut, tiba-tiba kapal laut yang dikendarai beliau diterpa gelombang laut yang sangat besar dan dahsyat sehingga kapal hampir terjatuh, kemudian beliau bersama para pengendara kapal dan para sahabatnya mengadakan acara Istighotsah berdo’a bersama-sama untuk meminta keselamatan kepada Alloh Subhanahu Wata'ala yang maha kuasa. Setelah selesai bero’a, maka kemudian gelombang yang menerpa kapal surut berhenti, hingga alhamdulillah tidak lagi mendapatkan kesulitan di dalam perjalanan ke kota Jeddah. Setelah sampai di Jeddah beliau meneruskan perjalanannya ke kota Mekkah, di terik yang sangat panas perjalanan yang ditempuh beberapa kilometer, beliau bersama para sahabatnya berjalan kaki menuju Mekkah. Setelah selesai melakukan ibadah dari Makkah kemudian beliau meneruskan perjalanan bersama para sahabatnya berjalan ke kota Madinah, dengan berjalan kaki pula (dikatakan sahabatnya berjumlah 40 sahabat) yang diantaranya para ulama dari berbagai kota di Indonesia antara lain dari kota Pekalongan, Gresik, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan kota lainnya. Dari para sahabat beliau bertemu dengan sahabat yang bernama KH. Jazili (Papih) pimpinan dan pengasuh pondok pesantren yayasan Al Hidayah Ranca Keyep Cilangkap Tanggeug Cianjur Selatan.
ZIARAH KE BAITULLAH

Menurut keterangan, beliau pada saat melakukan haji, beliau pulang dari Madinah, kondisi pembekalan sudah habis sehingga menurut cerita beliau mengalami kelaparan di dalam perjalanan. Sehingga beliau mengumpulkan makanan-makanan bekas berupa buah-buahan (berupa cankang atau kulit semangka, karena sangking lemas dan lelah, hampir dua kali PANGERSA Mama Gelar pingsan karena kehabisan tenaga, hingga melakukan perjalanan dengan cara merangkak, karena kondisi pada saat itu sangat panas di gurun pasir, perjalanan dilakukan antara Madinah-Mekkah (bir ali) sekarang. Di tengah perjalanan beliau istirahat dan tidur sejenak dengan cara tidur meluruskan kaki ke barat jalan karena dikhawatirkan tapak jalan hilang, karena pasir yang tertiup angin selalu menutupi jalan setapak..
Setelah saat menjelang malam ada seorang sahabat yang mengalami sakit, karena kelaparan dan kehausan, di kala malam itu tiba-tiba serombongan saudagar Madinah melewati jalan beliau (PANGERSA Mama Gelar) setelah bertemu, beliau meminta kepada rombongan berupa air dan hanya dikasih satu yang terbuat dari kulit onta, Alhamdulillah mengalamai suatu keanehan, tiba-tiba ada sebuah bintik-bintik cahaya di sela-sela perjalanan gurun pasir, kemudian PANGERSA Mama Gelar mengejarnya hingga jauh, setelah didapatkan ternyata ada bekas telapak onta yang berisi air yang penuh dengan kotoran, kemudian Mama memanggil seluruh rombongan, sahabatnya dan meneguknya satu persatu. Sehingga jamaah rombongan merasakan air itu lebih manis dari pada madu, lebih bening dari pada air putih. Dikatakan kekuatan air itu dari pada madu lebih bening dari air putih. Dikatakan kekuatan air itu mampu selama perjalanan 15 hari dan tidak mengalami rasa haus dan lapar.
Masya Alah itu adalah sebuah pertolongan dari Alloh Subhanahu Wata'ala dan sebuah karunia yang diberikan kepada PANGERSA Mama Gelar khususnya, dan berkat do’a bersama rombongan dan jamaahnya. Subhanallah wal Alhamdulillah setelah selesai melakukan ibadah haji, kemudian Papih H. Jazili (Mama Cilangkap) mempermohonkan kepada PANGERSA MAMA GELAR agar adiknya yang bernama HJ. Fatimah (Umi Gelar) untuk dipinang dan dinikahinya sebagai siteri beliau, Umi HJ. Fatimah adalah putri dari KH. Badrudin Cilangkap Tangerang, dari pernikahannya beliau (PANGERSA Mama Gelar) dikarunia oleh Alloh Subhanahu Wata'ala sembilan anak terdiri dari 4 laki-laki dan 5 perempuan yaitu sebagai berikut :

1. KH. Dadang Darussalam
2. Ibu Hj. Aliyah Maryam
3. KH. Muhammad Faisal
4. Ibu Hj. Riwawah (alm)
5. Ibu Hj. Iyang Sobariyah
6. KH. Hubban Zein
7. Ibu Hj. Muslimah
8. Ibu Hj. Siti Rahmah
9. KH. Gibban Zein

Pengersa MAMA GELAR adalah yang mengharumkan dan membesarkan nama Pesantren Gelar, beliau menetap dan mengembangkan Ilmunya, beserta isteri dan putrinya di lingkungan pondok pesantren GELAR.
Pengersa MAMA GELAR mengadakan kepada para santri dan muridnya serta masyarakat sekitar, selain kitab-kitab kuning beliau mengajarkan tentang disiplin hidup dan bagaimana cara memahami tentang kehidupan di dunia, beliau lebih mengajarkan dan menekankan terhadap perilaku yang berakhlakul karimah.
PANGERSA Mama Gelar berwasiat kepada keluarga, santri, dan para muridnya agar selalu melawan hawa nafsu, dan belajar ilmu sebanyaknya, sifat beliau disiplin militer terutama memerintahkan kepada murid-muridnya, agar jangan meninggalkan sholat berjamaah dan selalu tepat pada waktunya. Pengersa Mama Gelar juga dikenal sebagai ulama Ahlulhikmah dimana pangkat Al Hikmath di atas ulama, beliau pandai dalam hal-hal ilmu juga pandai dalam ilmu sosial (sosiologi) yaitu mengayomi masyarakat. Dan selalu mengajarkan tentang pentingnya hidup bermasyarakat (Ukhwah Islamiyah Basyariah) persatuan, dan kesatuan bangsa, Negara.
Selain itu PANGERSA Mama Gelar juga pula mendirikan majelis-majelis Ta’lim yang terdapat di beberapa daerah Jawa Barat, masjelis-majelis ini sebagai wadah persatu rakyat, agar rakyat, masyarakat tidak menjauhi terhadap ulama, Majelis-majelis ta’lim yang masih ada dan terdata sampai sekarang berjumlah sebanyak 137-147 hingga sekarang, majelis-majelis ta’lim yang tersebar selain di Jawa Barat juga ada di Pulau Sumatra, Lampung, Kalimantan dan Irian Jaya dan kota-kota lainnya yang belum terdata.
Di tengah-tengah keberhasilannya pengersa Mama Gelar sempat menyampaikan wasiatnya melalui si’iran-si’iran (Nadzom) yaitu hasil-hasil karya yang beliau sebarkan diantaranya

بسم الله الرحمن الرحيم

فَوَاللهِ مَافَرَقْتُكُمْ عَنْ مَلاَلَةِ وَلَكِنَّ مَايُقْضَى فَسَوْفَ يُكُوْنُ

كوريغسومفه دمى الله موئل بساففسهان
جغ ارانجن سريريياسباب بوسن ياءجمونا
ناغييغياء كومهااتوه فستين الله دى فستيان
مؤت موئك مندوردئى اسوككيتو كاجدييان
هيك تغالى فرارسول انبياء جغ اولياءنا
علماء جغ امر اءنا اغنياء جغ فقر اءنا
تيانو كاكه روغكهنا كابيه انتى كؤمؤتنا
وقطوسنامه مغكا تئيغ سوفدوس حسن الخاتمه
كاسدااياكولا وركا سناك برايا كابيهان
كاسدايا كورو – كورو كتوت كافا مرينتهان
فربدوس نداها فونتن لاحر سنارغ باطنا
عبدى ياندا شفاعة كانبى نومكاممة
ياعه كاجلم نوساله بيلاكا كابييه راهية
وصية كاسنترى 2 كدى غاجى اوله فكة
حزب

الى حضرة روح الشيخ عبد الجيلا نى الفاتحه

عِبادالله رجال الله ۞ اغيثونا لاجل الله
وكنوا عونناالله ۞ عسى نحظى بفضل الله
ويااقطاب وياانجاب ۞ وياسادت ويااحباب
واتم يااولى الاباب ۞ تعالوا وانصروا الله
سالنكم سالنكم ۞ وللز لفى رجونكم
وفى امر قصدناكم ۞ فشدوا عزمنكم لله
فياربى بساداتى ۞ تحقق لى اشارتى
عسى تاءتى بشارتى ۞ ويصفو وقتنالله
بكشف الحجب عن عين ۞ ورفع البين من بين
وطمس الكيف والاين ۞ بنور الوجه يا الله
صلاة الله مولانا ۞ على من بالهدى جانا
ومن بالحق اولانا ۞ شفيع الخلق عندالله
ياالله بها ياالله بها ۞ ياالله بحسن الخاتمة
ياالله بها ياالله بها ۞ ياالله بحسن الخاتمة 

1 komentar: